Implikasi
Teoretis terhadap
pergeseran perilaku pelajar
By: Megawati
Dalam
kehidupan setiap individu tidak dapat lepas dengan interaksi terhadap sesama
individu lainnya baik interaksi didalam
lingkungan keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Sehingga
perkembangan individu merupakan cakupan dari kehidupan sosial di dalam
masyarakat. Proses interaksi individu dalam masyarakat akan menghasilkan
perilaku bagi individu. Bentuk perilaku dalam penelitian ini diantaranya,
sifat, karakter, dan kepribadian individu dalam masyarakat. Menurut Charles Horton Cooley (dalam Wardi Bachtiar,
2006:243) masyarakat adalah sebuah fenomena mental, hubungan antargagasan
orang. Masyarakat dan individu bukanlah dua realitas yang berdiri terpisah,
melainkan dua sisi atau segi dari realitas yang satu dan sama. Keduanya adalah
bagaikan dua sisi mata uang yang tidak mungkin dipisahkan. Sebagaimana yang
dikatakan Cooley bahwa individu yang melakukan interaksi dengan individu lain
termasuk dalam masyarakat. Dan individu tidak bisa mengaku dirinya bukanlah
bagian dari masyarakat, karena sesungguhnya manusia adalah makhluk sosial yang
sangat membutuhkan interaksi dengan individu yang lainnya, dikarenakan individu
merupakan bagian dari masyarakat maka dari itu perilaku individu harus
disesuaikan dengan adat istiadat dan norma yang berlaku didalam masyarakat itu
sendiri. Karena ketika individu tersebut melanggar norma dan sengaja melakukan
pelanggaran maka akan menganggu kehidupan masyarakat yang lainnya, berarti
masyarakat punya peran dalam perilaku pelajar tersebut, masyarakat punya hak
untuk memberikan hukuman terhadap pelajar yang telah melakukan penyimpangan
atas dasar norma dan adat yang berlaku. Terkait dengan
pergeseran perilaku pelajar dalam memaknai virginitas sebelum menikah dimana
pergeseran perilaku ini dihasilkan dari suatu pemahaman yang semakin hari
semakin menipis dimana dulu orang selalu mempertahakan virginitas sampai dengan
menikah, tetapi sekarang seks bebas bukanlah hal yang tabu lagi.
Berdasarkan permasalahan yang diangkat yaitu
Pergeseran perilaku pelajar SMA kota Pangkalpinang dalam memaknai arti
keperawanan (virginitas). Sosiologi berkepentingan dengan aksi, dan semua aksi
mengandung makna-makna. Max Weber mengungkapkan bahwa dunia sebagaimana kita
saksikan terwujud karena tindakan sosial, manusia melakukan sesuatu karena ada
tujuan dalam tindakannya tersebut. Menurut Cooley individu yang melakukan
interaksi dengan individu lain termasuk dalam masyarakat. Siapapun individu itu
ketika dia sudah melakukan interaksi dengan individu lain termasuk dalam
masyarakat, dan masyarakat itu tidak akan pernah lepas dari tindakan sosial.
Begitulah seperti para pelajar dalam melakukan penyimpangan yang merupakan
salah satu bentuk dari pergeseran perilaku pelajar khususnya seks pranikah
karena ada tujuan dalam tindakan mereka, baik itu untuk mendapatkan materi
ataupun hanya sebatas memenuhi nafsunya semata. Dalam arti kata dijelaskan
tindakan sosial adalah tindakan yang penuh arti dari individu yakni tindakan
individu sepanjang tindakannya itu mempunyai makna arti subjektif bagi dirinya
dan diarahkan kepada tindakan orang lain. menurut Weber dikatakan
mengapa tindakan sosial mempunyai arah dan akibat tertentu, sedangkan setiap
tindakan mempunyai makna subjektif bagi pelakunya, sebagaimana memahami mengapa seseorang pelaku melakukan aksi tertentu
dan apa motifnya. Pelajar melakukan penyimpangan dalam hal ini seks bebas pra
nikah karena keingintahuan mereka tentang seks dan akhirnya mereka
melakukannya, meskipun mereka tahu akibat dari perbuatan tersebut mereka akan
mendapatkan dosa, dan yang pasti untuk pelajar perempuan mereka akan kehilangan
virginitasnya yang menjadi kunci harga diri seorang perempuan. Dan akibatnya
dari tindakan itu, mereka mendapatkan makna dari orang lain bahwa orang yang
melakukan seks bebas itu adalah orang yang tidak bias menjaga dirinya dengan
baik, dalam arti kata mereka mendapatkan makna tertentu atas tindakannya
tersebut. Sedangkan Intersubjektif
meaning adalah pemaknaan orang lain atau subjek lain selain pelaku utama
dalam memaknai suatu tindakan sosial. Makna virginitas akan didapatkan sari
sebuah pertanyaan yang peneliti ajukan tersebut. Dalam kasus ini adalah
pergeseran perilaku pelajar SMA dalam memaknai keperawanan (virginitas), subjek lain atau informan akan
diberikan pertanyaan untuk sebuah kasus
ini, subjek lain itu misalnya pelajar SMA tetapi bukan pelaku seks bebas,
mahasiswa, dan masyarakat lainnya. Dan dari berbagai subjek lain inilah dapat
terkumpul bermacam-macam pernyataan tentang pemaknaan virginitas. Setiap subjek
akan memberikan pemaknaan yang berbeda dan beragam, pemaknaan dari subjek satu
dengan subjek yang lain bisa sama dan bisa juga berbeda, dan pada akhirnya
dapat memberikan kesimpulan pemaknaan yang berbeda. Dari pemaknaan pemaknaan
inilah nanti pertanyaan tentang makna virginitas akan terjawab. Subjek lain atau orang lain akan memberikan
pendapat tentang pelaku seks bebas dalam memaknai arti sebuah virginitas.
Seperti yang dikatakan Cooley kepribadian teman sebagaimana yang tumbuh
dalam pikiranku adalah kumpulan yang sederhana atau sistem berpikir yang
dihubungkan dengan simbol yang dimengerti oleh dia. Dalam hal ini kaitannya
dengan penelitian adalah dimana pendapat pelajar lain tentang pemaknaan
virginitas yang terjadi pada pelaku seks bebas. bagaimana mereka menilai dan
memaknai orang lain dengan cara pandangnya sendiri. Dikaitkan dengan judul
penelitian ini bahwa pelajar lain yang bukan pelaku seks bebas dapat memberikan
makna terhadap pelajar yang menjadi pelaku seks bebas. pendapat ini tentu
dengan cara pandang mereka masing-masing, seperti hasil dari wawancara pendapat
antara informan yang satu dengan informan yang lainnya berbeda-beda meskipun
ada yang sama tetapi dengan cara pandang dan penyampaian yang berbeda pula.
Konsep looking glass dari Cooley juga
dapat dihubungkan dengan penelitian ini, dimana dikatakan ini menekankan
keberadaan seseorang berkembang berdasarkan interaksi dan persepsi dari orang
lain. pelajar lain menilai bahwa seks bebas itu telah terjadi dikalangan
pelajar SMA kota Pangkalpinang, pelajar sebagai pelaku seks bebas juga menyadari
bahwa seks bebas itu menyimpang dan mereka adalah pelaku dari bentuk
penyimpangan itu yaitu seks bebas. Dalam hal ini dijelaskan apa yang dilihat
oleh orang lain tentang kita maka itulah diri kita dimata mereka. Begitu juga
ketika seseorang ingin melihat perilaku masyarakat kota Pangkalpinang orang
tersebut dapat melihat perilaku pelajarnya. Bahwa penyimpangan yang dilakukan
oleh pelajar semakin marak maka orang lain akan menilai mengapa Bangka Belitung
yang merupakan negeri rumpun melayu yang seharusnya berpegang teguh pada
norma-norma sosial dan nilai budaya melayu yang kental tetapi kenyataannya
pergaulan remajanya khususnya pelajar SMA di Pangkalpinang sudah menjurus
kepada penyimpangan terutama dalam hal ini seks bebas. apakah ini dampak dari arus
globalisasi yang akhirnya mengikis norma-norma yang seharusnya menjadi kontrol
masyarakat itu sendiri, sehingga masyarakat menganggap seks bebas itu adalah
hal yang biasa saja, dan anggapan inilah yang secara tidak langsung membiarkan
seks bebas itu terjadi di kota Pangkalpinang terutama di kalangan pelajar SMA.
Mungkin masyarakat menganggap seks bebas itu sudah menjadi hal yang biasa saja,
kemajuan teknologi dan arus globalisasi yang tidak dapat tersaring dengan baik,
akhirnya berdampak pada mengikisnya nilai dan norma yang ada dalam hidup
masyarakat yang seperti diketahui bahwa norma dan nilai itulah sebagai
pengontrol masyarakat. Karena mengikisnya nilai kontrol dalam masyarakat kota
Pangkalpinang akibat arus globalisasi maka mereka menganggap seks bebas adalah
hal yang biasa, karena anggapan itulah akhirnya orang lain menganggap seks
bebas dikalangan pelajar SMA di Pangkalpinang terjadi karena masyarakat telah
memberikan arti kepada pelajar bahwa seks bebas itu adalah hal yang sudah biasa
dilakukan, dan secara tidak langsung memberikan arti seks itu halal tanpa harus
melalui jenjang pernikahan terlebih dahulu.
Dahulu virginitas adalah suatu kehormatan
dari seorang perempuan yang harus dijaga sampai akhirnya menemukan pria yang
akan menikahinya dan memberikan kehormatannya itu kepada pria tersebut. Sama dengan pernyataan Kertas putih bahwa arti virginitas
atau keperawanan adalah sebuah nilai kesucian yang harus dijaga sampai dia
memasuki kehidupan rumah tangga. Sebagaimana yang dijelaskan oleh kertas putih
tersebut diatas bahwa sesungguhnya sebuah virginitas itu harus dijaga dan
virginitas itu hanya dimiliki oleh seorang perempuan . Makanya zaman dulu jarang sekali terlihat ada anak perempuan yang
keluar malam kecuali karena ada keperluan seperti berbelanja ke warung atau ke
rumah saudara. Bukan hanya itu saja, perempuan zaman dulu tidak pernah
mengenakan pakaian seksi seperti yang terlihat pada anak perempuan zaman
sekarng yang keluar rumah memakai celana jins pendek, bahkan ada yang berani
memakai pakaian tanpa lengan, dan mereka pun tidak risih ketika ada laki-laki
yang melihatnya. Telah terjadi pergeseran pada
perilaku pelajar, menurut mereka virginitas bukanlah hal yang bermakna
lagi. Pelajar bisa menukarkannya dengan cinta, dengan uang, dan dengan rayuan.
Dahulu pelajar tugasnya hanya belajar dan membantu orang tua, meskipun mereka
ada waktu untuk bermain tetapi ada waktunya dan mereka selalu pulang tepat
waktu, bahwa telah terjadi pergeseran perilaku karena adanya kemajuan teknologi
dan era globalisasi ini. Pelajar yang dahulunya menonton televisi dengan siaran
yang memang ditonton untuk seumuran pelajar tetapi sekarang tidak lagi. Pelajar
bisa mendownload dari internet, meniru gaya pakaian artis yang mereka suka,
pesta-pesta sampai larut malam, minum alkohol, dan akhirnya berakhir pada seks
bebas. gaya hidup yang hanya bertujuan untuk bersenang-senang bukanlah tujuan
dari pendidikan bangsa ini, tetapi kenyataan dilapangan memang tidak sesuai
dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sampai akhirnya pelajar yang
sudah terlalu sering melakukan seks bebas menyimpulkan bahwa virginitas itu
adalah hal yang biasa. Karena perilaku pelajar yang semakin bebas maka pelajar
lain yang tidak terlibat dalam seks bebas pun bisa menyimpulkan bahwa seks bebas
adalah hal yang biasa, dan mereka yang tidak bisa mempertahankan virginitasnya
itu adalah orang yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Yang bisa menukarkan
harga dirinya dengan sebuah rayuan, dengan sejumlah uang, dan menganggap
virginitas adalah hal yang tidak begitu penting untuk dipertahankan lagi.
Penjelasan
tentang terjadinya pergeseran perilaku pelajar yang semakin memburuk terutama
dalam hal pergaulan bebas. Menurut Max Weber
seseorang haruslah menyadari tentang fakta bahwa perilaku bermakna samar dalam
bentuk-bentuk yang tidak bermakna. Banyak perilaku tradisional begitu biasa
seakan-akan hampir tidak bermakna. Dalam hal ini dimaksudkan adalah adanya
budaya dan norma-norma yang seharusnya dijunjung tinggi karena didalam budaya
terdapat nilai-nilai dan norma sosial. Misalnya adat istiadat yang mempunyai
nilai pengontrol dan nilai sangsional terhadap tingkah laku masyarakatnya terjadinya pergeseran perilaku ini bukan
tanpa sebab ada beberapa faktor-faktor yang mempegaruhi telah terjadinya
pergeseran perilaku pelajar seperti yang telah dijelaskan diatas. Pelajar
adalah tunas bangsa, pelajar adalah harapan bangsa. Agar bisa menghasilkan
pelajar yang berkualitas tidak hanya dinilai dari ranking saja tetapi perilaku
juga mendukung, maka dari itu keluarga, sekolah, dann lingkungan tempat tinggal
sangat mempengaruhi perilaku pelajar. Agar tidak terjadi lagi pergeseran
perilaku pelajar, orang tua seperti orang tua kandung, guru, dan masyarakat
sekitar harus membantu juga misalnya dengan memberikan nasehat, mencegah ketika
ada pelajar yang ingin melakukan penyimpangan, dan juga memberikan mereka
didikan yang benar-benar mendidik.
Dengan teori ini diharapkan peneliti
dapat menganalisis dan mengetahui apa penyebab terjadinya pergeseran perilaku
pelajar SMA kota Pangkalpinang dalam memaknai keperawanan (virginitas). Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya pergeseran
perilaku pelajar seperti yang dijelaskan sebelumnya diatas adalah sebagai berikut :
1.
Lingkungan
tempat tinggal dan pergaulan
2.
Faktor Ekonomi
3.
Penggunaan
teknologi dan komunikasi
4.
Kurangnya
pemahaman tentang agama
Dan
bentuk-bentuk pergeseran perilaku pelajar adalah sebagai berikut :
1.
Gaya hidup
2.
Pergaulan bebas
3.
Penyalahgunaan
teknologi informasi, dan komunikasi
4.
Cenderung
bersikap pasif dan apatis
How to Get to My Casino in Maryland - JRHub
BalasHapusIn addition to our online 서산 출장샵 casino website, we also have an exclusive online poker room where you can also 김제 출장마사지 enjoy 전주 출장안마 slot games from other 구리 출장샵 brands. 군포 출장샵