Rabu, 10 April 2013

sosiologi-Implikasi Teoretis terhadap pergeseran perilaku pelajar SMA kota Panngkalpinang


Implikasi Teoretis terhadap pergeseran perilaku pelajar
By: Megawati
Dalam kehidupan setiap individu tidak dapat lepas dengan interaksi terhadap sesama individu lainnya baik  interaksi didalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Sehingga perkembangan individu merupakan cakupan dari kehidupan sosial di dalam masyarakat. Proses interaksi individu dalam masyarakat akan menghasilkan perilaku bagi individu. Bentuk perilaku dalam penelitian ini diantaranya, sifat, karakter, dan kepribadian individu dalam masyarakat. Menurut Charles Horton Cooley (dalam Wardi Bachtiar, 2006:243) masyarakat adalah sebuah fenomena mental, hubungan antargagasan orang. Masyarakat dan individu bukanlah dua realitas yang berdiri terpisah, melainkan dua sisi atau segi dari realitas yang satu dan sama. Keduanya adalah bagaikan dua sisi mata uang yang tidak mungkin dipisahkan. Sebagaimana yang dikatakan Cooley bahwa individu yang melakukan interaksi dengan individu lain termasuk dalam masyarakat. Dan individu tidak bisa mengaku dirinya bukanlah bagian dari masyarakat, karena sesungguhnya manusia adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan interaksi dengan individu yang lainnya, dikarenakan individu merupakan bagian dari masyarakat maka dari itu perilaku individu harus disesuaikan dengan adat istiadat dan norma yang berlaku didalam masyarakat itu sendiri. Karena ketika individu tersebut melanggar norma dan sengaja melakukan pelanggaran maka akan menganggu kehidupan masyarakat yang lainnya, berarti masyarakat punya peran dalam perilaku pelajar tersebut, masyarakat punya hak untuk memberikan hukuman terhadap pelajar yang telah melakukan penyimpangan atas dasar norma dan adat yang berlaku. Terkait dengan pergeseran perilaku pelajar dalam memaknai virginitas sebelum menikah dimana pergeseran perilaku ini dihasilkan dari suatu pemahaman yang semakin hari semakin menipis dimana dulu orang selalu mempertahakan virginitas sampai dengan menikah, tetapi sekarang seks bebas bukanlah hal yang tabu lagi.
Berdasarkan permasalahan yang diangkat yaitu Pergeseran perilaku pelajar SMA kota Pangkalpinang dalam memaknai arti keperawanan (virginitas). Sosiologi berkepentingan dengan aksi, dan semua aksi mengandung makna-makna. Max Weber mengungkapkan bahwa dunia sebagaimana kita saksikan terwujud karena tindakan sosial, manusia melakukan sesuatu karena ada tujuan dalam tindakannya tersebut. Menurut Cooley individu yang melakukan interaksi dengan individu lain termasuk dalam masyarakat. Siapapun individu itu ketika dia sudah melakukan interaksi dengan individu lain termasuk dalam masyarakat, dan masyarakat itu tidak akan pernah lepas dari tindakan sosial. Begitulah seperti para pelajar dalam melakukan penyimpangan yang merupakan salah satu bentuk dari pergeseran perilaku pelajar khususnya seks pranikah karena ada tujuan dalam tindakan mereka, baik itu untuk mendapatkan materi ataupun hanya sebatas memenuhi nafsunya semata. Dalam arti kata dijelaskan tindakan sosial adalah tindakan yang penuh arti dari individu yakni tindakan individu sepanjang tindakannya itu mempunyai makna arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. menurut Weber dikatakan mengapa tindakan sosial mempunyai arah dan akibat tertentu, sedangkan setiap tindakan mempunyai makna subjektif bagi pelakunya, sebagaimana memahami mengapa seseorang pelaku melakukan aksi tertentu dan apa motifnya. Pelajar melakukan penyimpangan dalam hal ini seks bebas pra nikah karena keingintahuan mereka tentang seks dan akhirnya mereka melakukannya, meskipun mereka tahu akibat dari perbuatan tersebut mereka akan mendapatkan dosa, dan yang pasti untuk pelajar perempuan mereka akan kehilangan virginitasnya yang menjadi kunci harga diri seorang perempuan. Dan akibatnya dari tindakan itu, mereka mendapatkan makna dari orang lain bahwa orang yang melakukan seks bebas itu adalah orang yang tidak bias menjaga dirinya dengan baik, dalam arti kata mereka mendapatkan makna tertentu atas tindakannya tersebut. Sedangkan Intersubjektif meaning adalah pemaknaan orang lain atau subjek lain selain pelaku utama dalam memaknai suatu tindakan sosial. Makna virginitas akan didapatkan sari sebuah pertanyaan yang peneliti ajukan tersebut. Dalam kasus ini adalah pergeseran perilaku pelajar SMA dalam memaknai keperawanan  (virginitas), subjek lain atau informan akan diberikan pertanyaan untuk  sebuah kasus ini, subjek lain itu misalnya pelajar SMA tetapi bukan pelaku seks bebas, mahasiswa, dan masyarakat lainnya. Dan dari berbagai subjek lain inilah dapat terkumpul bermacam-macam pernyataan tentang pemaknaan virginitas. Setiap subjek akan memberikan pemaknaan yang berbeda dan beragam, pemaknaan dari subjek satu dengan subjek yang lain bisa sama dan bisa juga berbeda, dan pada akhirnya dapat memberikan kesimpulan pemaknaan yang berbeda. Dari pemaknaan pemaknaan inilah nanti pertanyaan tentang makna virginitas akan terjawab. Subjek lain atau orang lain akan memberikan pendapat tentang pelaku seks bebas dalam memaknai arti sebuah virginitas. Seperti yang dikatakan Cooley kepribadian teman sebagaimana yang tumbuh dalam pikiranku adalah kumpulan yang sederhana atau sistem berpikir yang dihubungkan dengan simbol yang dimengerti oleh dia. Dalam hal ini kaitannya dengan penelitian adalah dimana pendapat pelajar lain tentang pemaknaan virginitas yang terjadi pada pelaku seks bebas. bagaimana mereka menilai dan memaknai orang lain dengan cara pandangnya sendiri. Dikaitkan dengan judul penelitian ini bahwa pelajar lain yang bukan pelaku seks bebas dapat memberikan makna terhadap pelajar yang menjadi pelaku seks bebas. pendapat ini tentu dengan cara pandang mereka masing-masing, seperti hasil dari wawancara pendapat antara informan yang satu dengan informan yang lainnya berbeda-beda meskipun ada yang sama tetapi dengan cara pandang dan penyampaian yang berbeda pula. Konsep looking glass dari Cooley juga dapat dihubungkan dengan penelitian ini, dimana dikatakan ini menekankan keberadaan seseorang berkembang berdasarkan interaksi dan persepsi dari orang lain. pelajar lain menilai bahwa seks bebas itu telah terjadi dikalangan pelajar SMA kota Pangkalpinang, pelajar sebagai pelaku seks bebas juga menyadari bahwa seks bebas itu menyimpang dan mereka adalah pelaku dari bentuk penyimpangan itu yaitu seks bebas. Dalam hal ini dijelaskan apa yang dilihat oleh orang lain tentang kita maka itulah diri kita dimata mereka. Begitu juga ketika seseorang ingin melihat perilaku masyarakat kota Pangkalpinang orang tersebut dapat melihat perilaku pelajarnya. Bahwa penyimpangan yang dilakukan oleh pelajar semakin marak maka orang lain akan menilai mengapa Bangka Belitung yang merupakan negeri rumpun melayu yang seharusnya berpegang teguh pada norma-norma sosial dan nilai budaya melayu yang kental tetapi kenyataannya pergaulan remajanya khususnya pelajar SMA di Pangkalpinang sudah menjurus kepada penyimpangan terutama dalam hal ini seks bebas. apakah ini dampak dari arus globalisasi yang akhirnya mengikis norma-norma yang seharusnya menjadi kontrol masyarakat itu sendiri, sehingga masyarakat menganggap seks bebas itu adalah hal yang biasa saja, dan anggapan inilah yang secara tidak langsung membiarkan seks bebas itu terjadi di kota Pangkalpinang terutama di kalangan pelajar SMA. Mungkin masyarakat menganggap seks bebas itu sudah menjadi hal yang biasa saja, kemajuan teknologi dan arus globalisasi yang tidak dapat tersaring dengan baik, akhirnya berdampak pada mengikisnya nilai dan norma yang ada dalam hidup masyarakat yang seperti diketahui bahwa norma dan nilai itulah sebagai pengontrol masyarakat. Karena mengikisnya nilai kontrol dalam masyarakat kota Pangkalpinang akibat arus globalisasi maka mereka menganggap seks bebas adalah hal yang biasa, karena anggapan itulah akhirnya orang lain menganggap seks bebas dikalangan pelajar SMA di Pangkalpinang terjadi karena masyarakat telah memberikan arti kepada pelajar bahwa seks bebas itu adalah hal yang sudah biasa dilakukan, dan secara tidak langsung memberikan arti seks itu halal tanpa harus melalui jenjang pernikahan terlebih dahulu.
  Dahulu virginitas adalah suatu kehormatan dari seorang perempuan yang harus dijaga sampai akhirnya menemukan pria yang akan menikahinya dan memberikan kehormatannya itu kepada pria tersebut.  Sama dengan pernyataan Kertas putih bahwa arti  virginitas atau keperawanan adalah sebuah nilai kesucian yang harus dijaga sampai dia memasuki kehidupan rumah tangga. Sebagaimana yang dijelaskan oleh kertas putih tersebut diatas bahwa sesungguhnya sebuah virginitas itu harus dijaga dan virginitas itu hanya dimiliki oleh seorang perempuan . Makanya zaman dulu jarang sekali terlihat ada anak perempuan yang keluar malam kecuali karena ada keperluan seperti berbelanja ke warung atau ke rumah saudara. Bukan hanya itu saja, perempuan zaman dulu tidak pernah mengenakan pakaian seksi seperti yang terlihat pada anak perempuan zaman sekarng yang keluar rumah memakai celana jins pendek, bahkan ada yang berani memakai pakaian tanpa lengan, dan mereka pun tidak risih ketika ada laki-laki yang melihatnya. Telah terjadi pergeseran pada  perilaku pelajar, menurut mereka virginitas bukanlah hal yang bermakna lagi. Pelajar bisa menukarkannya dengan cinta, dengan uang, dan dengan rayuan. Dahulu pelajar tugasnya hanya belajar dan membantu orang tua, meskipun mereka ada waktu untuk bermain tetapi ada waktunya dan mereka selalu pulang tepat waktu, bahwa telah terjadi pergeseran perilaku karena adanya kemajuan teknologi dan era globalisasi ini. Pelajar yang dahulunya menonton televisi dengan siaran yang memang ditonton untuk seumuran pelajar tetapi sekarang tidak lagi. Pelajar bisa mendownload dari internet, meniru gaya pakaian artis yang mereka suka, pesta-pesta sampai larut malam, minum alkohol, dan akhirnya berakhir pada seks bebas. gaya hidup yang hanya bertujuan untuk bersenang-senang bukanlah tujuan dari pendidikan bangsa ini, tetapi kenyataan dilapangan memang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sampai akhirnya pelajar yang sudah terlalu sering melakukan seks bebas menyimpulkan bahwa virginitas itu adalah hal yang biasa. Karena perilaku pelajar yang semakin bebas maka pelajar lain yang tidak terlibat dalam seks bebas pun bisa menyimpulkan bahwa seks bebas adalah hal yang biasa, dan mereka yang tidak bisa mempertahankan virginitasnya itu adalah orang yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Yang bisa menukarkan harga dirinya dengan sebuah rayuan, dengan sejumlah uang, dan menganggap virginitas adalah hal yang tidak begitu penting untuk dipertahankan lagi.
Penjelasan tentang terjadinya pergeseran perilaku pelajar yang semakin memburuk terutama dalam hal pergaulan bebas. Menurut Max Weber seseorang haruslah menyadari tentang fakta bahwa perilaku bermakna samar dalam bentuk-bentuk yang tidak bermakna. Banyak perilaku tradisional begitu biasa seakan-akan hampir tidak bermakna. Dalam hal ini dimaksudkan adalah adanya budaya dan norma-norma yang seharusnya dijunjung tinggi karena didalam budaya terdapat nilai-nilai dan norma sosial. Misalnya adat istiadat yang mempunyai nilai pengontrol dan nilai sangsional terhadap tingkah laku masyarakatnya terjadinya pergeseran perilaku ini bukan tanpa sebab ada beberapa faktor-faktor yang mempegaruhi telah terjadinya pergeseran perilaku pelajar seperti yang telah dijelaskan diatas. Pelajar adalah tunas bangsa, pelajar adalah harapan bangsa. Agar bisa menghasilkan pelajar yang berkualitas tidak hanya dinilai dari ranking saja tetapi perilaku juga mendukung, maka dari itu keluarga, sekolah, dann lingkungan tempat tinggal sangat mempengaruhi perilaku pelajar. Agar tidak terjadi lagi pergeseran perilaku pelajar, orang tua seperti orang tua kandung, guru, dan masyarakat sekitar harus membantu juga misalnya dengan memberikan nasehat, mencegah ketika ada pelajar yang ingin melakukan penyimpangan, dan juga memberikan mereka didikan yang benar-benar mendidik.
Dengan teori ini diharapkan peneliti dapat menganalisis dan mengetahui apa penyebab terjadinya pergeseran perilaku pelajar SMA kota Pangkalpinang dalam memaknai keperawanan (virginitas). Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya pergeseran perilaku pelajar  seperti yang dijelaskan sebelumnya diatas adalah sebagai berikut :
1.      Lingkungan tempat tinggal dan pergaulan
2.      Faktor Ekonomi
3.      Penggunaan teknologi dan komunikasi
4.      Kurangnya pemahaman tentang agama
Dan bentuk-bentuk pergeseran perilaku pelajar adalah sebagai berikut :
1.      Gaya hidup
2.      Pergaulan bebas
3.      Penyalahgunaan teknologi informasi, dan komunikasi
4.      Cenderung bersikap pasif dan apatis


1 komentar:

  1. How to Get to My Casino in Maryland - JRHub
    In addition to our online 서산 출장샵 casino website, we also have an exclusive online poker room where you can also 김제 출장마사지 enjoy 전주 출장안마 slot games from other 구리 출장샵 brands. 군포 출장샵

    BalasHapus