Bentuk-bentuk
Pergeseran Perilaku Pelajar SMA kota Pangkalpinang
By : Megawati
Faktor-faktor
diatas menyebabkan terjadinya pergeseran perilaku pelajar. Berdasarkan hasil
wawancara dan analisa diatas maka hasil dari uraian pemikiran dari peneliti
mengenai bentuk-bentuk pergeseran perilaku pelajar adalah sebagai berikut :
1. Gaya hidup, pelajar yang cenderung berfoya-foya dan ingin kelihatan lebih daripada
teman yang lainnya. Gaya hidup inilah yang terjadi pada pelajar masa kini
terutama pelajar SMA di Pangkalpinang. Mencari kesenangan adalah sesuatu yang
penting dalam hidupnya. Misalnya menghambur-hamburkan uang dengan membeli
barang-barang yang terbaru, sedangkan
mereka belum mempunyai penghasilan, akhirnya pelajar yang tergolong dalam
keluarga yang kurang mampu tetapi punya gaya hidup yang tinggi memilih untuk
menawarkan jasanya kepada lelaki “hidung belang”. Berdasarkan hasil
wawancara peneliti dapat melakukan pengamatan bahwa pergaulan dapat saja memicu
seorang pelajar terjun ke dalam seks bebas. pola perilaku pelajar yang gengsi
dan ingin memiliki benda yang “terupdate” akhirnya mereka memilih menawarkan
jasa. Tingkah laku dan cara pelajar berpakaian juga menjadi cerminan, mereka
yang cenderung memakai rok yang pendek dan baju yang kecil akan “dicap” sebagai
pelaku seks bebas termasuk juga didalamnya pelaku prostitusi. Faktor ekonomi
dan lingkungan bergaul pelajar adalah faktor pendukung terjadinya seks bebas.
pelajar pun harus bisa memilih dalam berteman, karena tidak semua teman membawa
kebaikan, bahkan ada teman yang menjebak agar temannya yang lain terjerumus
dalam dunia hitam.
2.
Pergaulan Bebas, gaya pacaran yang semakin
bebas akhirnya menyebabkan pelajar menganggap seks itu adalah hal yang biasa
untuk dilakukan. Tanpa merasa takut akan dosa, takut dengan orang tua, dan
takut akan akibat lain yang ditimbulkan dari pergaulan bebas tersebut. Seperti yang dikatakan Marx Weber seseorang haruslah
menyadari tentang fakta bahwa perilaku bermakna samar dalam bentuk-bentuk yang
tidak bermakna. Banyak perilaku tradisional begitu biasa seakan-akan hampir
tidak bermakna. Dalam hal ini dimaksudkan adalah adanya budaya dan norma-norma
yang seharusnya dijunjung tinggi karena didalam budaya terdapat nilai-nilai dan
norma sosial. Misalnya adat istiadat yang mempunyai nilai pengontrol dan nilai
sangsional terhadap tingkah laku masyarakatnya. Tetapi dengan adanya kemajuan
dan arus globalisasi yang tidak bisa disaring lagi oleh masyarakat akhirnya
berdampak pada berkurangnya nilai adat istiadat dan norma-norma yang seharusnya menjadi pengontrol tingkah
laku dalam hidup bermasyarakat. Karena semakin samarnya nilai norma dan adat
tersebut maka perilaku penyimpangan itu bukanlah hal yang tabu lagi, termasuk
didalamnya pergaulan bebas.
Pergeseran perilaku pelajar menyebabkan
pelajar tidak menghargai arti sebuah virginitas, selain pergeseran perilaku,
kurang memahami dan kurang pengetahuan akan seks dan akibat seks bebas itu
menyebabkan pelajar seakan-akan merasa semua itu dilakukan tanpa ada penyesalan
diakhirnya. Tidak mengertinya mereka dalam memaknai virginitas itu membuat
pelajar menganggap virginitas itu adalah
simbol/ciri saja bukan sesuatu yang harus dipertahankan. Peran orang tua juga sangat mempengaruhi, ornag tua
yang hanya memberikan perhatian sedikit kepada anaknya misalnya hanya tahu
anaknya sekolah saja dan tidak melihat bagaimana pergaulan anaknya, hal ini
memberikan anak kebebasan. Pelajar menganggap orang tuanya mengetahui
kegiatannya dan tidak melarangnya. Sebagai orang tua harus peka dan harus
melihat bagaimana perkembangan dan pergaulan anaknya.
3. Penyalahgunaan Teknologi informasi, dan komunikasi. Pemanfaatan teknologi dan
komunikasi cenderung untuk hal-hal yang bersifat negatif seperti pornoaksi,
pornografi, game online, dan jejaring sosial. Virginitas
itu bukanlah hal yang harus dipertahankan lagi sampai tiba waktunya. Karena
virginitas bisa ditukar dengan uang dan rayuan dari sang pacar. Selain itu
pelajar yang suka “berselancar” didunia maya seharusnya diawasi oleh orang tua
juga. Seperti diberitakan di TV bahwa
banyak pelajar perempuan yang menjadi korban penculikan dari teman laki-lakinya
yang baru dikenalinya melalui akun facebook. Seperti yang dijelaskan didalam faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran perilaku pelajar.
4.
Cenderung bersifat pasif dan
Apatis.
Pelajar yang melakukan seks bebas cenderung bersifat pasif dan apatis. Misalnya
tidak aktif di organisasi dan ekstrakulikuler di lingkungan sekolah ataupun
diluar sekolah. Dan mereka pun cenderung untuk tidak mau tahu akan kegiatan
yang ada disekolahnya, bahkan dengan mata pelajarannya sendiri. Dari hasil wawancara pengamatan peneliti adalah dimana pelajar yang
terlibat dalam seks bebas biasanya terihat seperti pelajar biasa saja ketika
dalam lingkungan sekolahnya dalam hal ini mereka menjaga image sebagai pelajar
biasa. Sedangkan untuk mencegah perilaku menyimpang pelajar bisa membentengi
dirinya agar tidak terjebak dalam pergaulan bebas, misalnya dengan mengikuti
organisasi ataupun ekstrakulikuler yang ada disekolah, bisa juga dengan
kegiatan lain diluar sekolah yang dapat mencegah timbulnya perilaku menyimpang.
Selain itu dalam hal memilih teman bisa juga menjadi salah satu cara agar tidak
teribat dalam pergaulan bebas. pergaulan bebas itu akhirnya berdampak kepada
mereka yang perempuan sehingga mereka tidak bisa menjaga dirinya dengan baik,
termasuk juga menjaga virginitasnya.
Berdasarkan hasil pemikiran diatas mengenai bentuk-bentuk
pergeseran perilaku pelajar, semua ini disebabkan adat istiadat dan norma-norma
yang sifatnya samar akhirnya sengaja dihilangkan oleh pelajar, mereka
menganggap bahwa norma dan adat itu tidak berlaku dikehidupan mereka. Akhirnya
terjadilah perilaku menyimpang oleh para pelajar tersebut. Ternyata perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh pelajar tersebut tidak menghasilkan kegunaan
sehingga tidak bermakna secara kegunaannya, tetapi bermakna secara aksi,
sehingga kita bisa melihat pelajar tersebut secara psikolosinya misalnya
berkumpul, bercerita, bahagia, dan lain-lain.
berdasarkan
hasil wawancara peneliti dapat menganalisis bahwa ternyata kebanyakan pelajar
yang sudah terjun dalam pergaulan bebas akhirnya menjadi pelajar yang pemalas,
meskipun terkesan mendengar dan menulis tetapi kenyataannya mereka menulis
sesuatu yang sama sekali tidak terkait dengan mata pelajarannya. Sedangkan
salah satu faktor penyebab terjadinya seks bebas adalah lingkungan, selain
lingkungan ada juga faktor ekonomi. Gaya hidup pelajar yang serba ingin
memiliki barang-barang terbaru tetapi kondisi keluarga yang sederhana akhirnya
mereka terjun kedalam dunia hitam. Pelajar yang telah melakukan seks bebas itu
artinya mereka tidak bisa mempertahankan virginitasnya sampai waktu yang
seharusnya. Virginitas bukanlah hal yang baru lagi bisa ditukar dengan uang.
Karena menjadi hal yang biasa akhirnya pelajar akhirnya mencoba menawarkan
virginitas itu dengan sejumlah uang yang akhirnya bisa membeli apa yang mereka
mau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar