Rabu, 10 April 2013

sosiologi-Bentuk-bentuk Pergeseran Perilaku Pelajar SMA kota Pangkalpinang


Bentuk-bentuk Pergeseran Perilaku Pelajar SMA kota Pangkalpinang
By : Megawati
               Faktor-faktor diatas menyebabkan terjadinya pergeseran perilaku pelajar. Berdasarkan hasil wawancara dan analisa diatas maka hasil dari uraian pemikiran dari peneliti mengenai bentuk-bentuk pergeseran perilaku pelajar adalah sebagai berikut :
1.      Gaya hidup, pelajar yang cenderung berfoya-foya dan ingin kelihatan lebih daripada teman yang lainnya. Gaya hidup inilah yang terjadi pada pelajar masa kini terutama pelajar SMA di Pangkalpinang. Mencari kesenangan adalah sesuatu yang penting dalam hidupnya. Misalnya menghambur-hamburkan uang dengan membeli barang-barang yang terbaru,  sedangkan mereka belum mempunyai penghasilan, akhirnya pelajar yang tergolong dalam keluarga yang kurang mampu tetapi punya gaya hidup yang tinggi memilih untuk menawarkan jasanya kepada lelaki “hidung belang”. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dapat melakukan pengamatan bahwa pergaulan dapat saja memicu seorang pelajar terjun ke dalam seks bebas. pola perilaku pelajar yang gengsi dan ingin memiliki benda yang “terupdate” akhirnya mereka memilih menawarkan jasa. Tingkah laku dan cara pelajar berpakaian juga menjadi cerminan, mereka yang cenderung memakai rok yang pendek dan baju yang kecil akan “dicap” sebagai pelaku seks bebas termasuk juga didalamnya pelaku prostitusi. Faktor ekonomi dan lingkungan bergaul pelajar adalah faktor pendukung terjadinya seks bebas. pelajar pun harus bisa memilih dalam berteman, karena tidak semua teman membawa kebaikan, bahkan ada teman yang menjebak agar temannya yang lain terjerumus dalam dunia hitam.
2.      Pergaulan Bebas, gaya pacaran yang semakin bebas akhirnya menyebabkan pelajar menganggap seks itu adalah hal yang biasa untuk dilakukan. Tanpa merasa takut akan dosa, takut dengan orang tua, dan takut akan akibat lain yang ditimbulkan dari pergaulan bebas tersebut. Seperti yang dikatakan Marx Weber seseorang haruslah menyadari tentang fakta bahwa perilaku bermakna samar dalam bentuk-bentuk yang tidak bermakna. Banyak perilaku tradisional begitu biasa seakan-akan hampir tidak bermakna. Dalam hal ini dimaksudkan adalah adanya budaya dan norma-norma yang seharusnya dijunjung tinggi karena didalam budaya terdapat nilai-nilai dan norma sosial. Misalnya adat istiadat yang mempunyai nilai pengontrol dan nilai sangsional terhadap tingkah laku masyarakatnya. Tetapi dengan adanya kemajuan dan arus globalisasi yang tidak bisa disaring lagi oleh masyarakat akhirnya berdampak pada berkurangnya nilai adat istiadat dan norma-norma  yang seharusnya menjadi pengontrol tingkah laku dalam hidup bermasyarakat. Karena semakin samarnya nilai norma dan adat tersebut maka perilaku penyimpangan itu bukanlah hal yang tabu lagi, termasuk didalamnya pergaulan bebas.
 Pergeseran perilaku pelajar menyebabkan pelajar tidak menghargai arti sebuah virginitas, selain pergeseran perilaku, kurang memahami dan kurang pengetahuan akan seks dan akibat seks bebas itu menyebabkan pelajar seakan-akan merasa semua itu dilakukan tanpa ada penyesalan diakhirnya. Tidak mengertinya mereka dalam memaknai virginitas itu membuat pelajar menganggap  virginitas itu adalah simbol/ciri saja bukan sesuatu yang harus dipertahankan. Peran orang tua juga sangat mempengaruhi, ornag tua yang hanya memberikan perhatian sedikit kepada anaknya misalnya hanya tahu anaknya sekolah saja dan tidak melihat bagaimana pergaulan anaknya, hal ini memberikan anak kebebasan. Pelajar menganggap orang tuanya mengetahui kegiatannya dan tidak melarangnya. Sebagai orang tua harus peka dan harus melihat bagaimana perkembangan dan pergaulan anaknya.
3.      Penyalahgunaan Teknologi informasi, dan komunikasi. Pemanfaatan teknologi dan komunikasi cenderung untuk hal-hal yang bersifat negatif seperti pornoaksi, pornografi, game online, dan jejaring sosial. Virginitas itu bukanlah hal yang harus dipertahankan lagi sampai tiba waktunya. Karena virginitas bisa ditukar dengan uang dan rayuan dari sang pacar. Selain itu pelajar yang suka “berselancar” didunia maya seharusnya diawasi oleh orang tua juga. Seperti diberitakan di TV bahwa banyak pelajar perempuan yang menjadi korban penculikan dari teman laki-lakinya yang baru dikenalinya melalui akun facebook. Seperti yang dijelaskan didalam faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran perilaku pelajar.
4.      Cenderung bersifat pasif dan Apatis. Pelajar yang melakukan seks bebas cenderung bersifat pasif dan apatis. Misalnya tidak aktif di organisasi dan ekstrakulikuler di lingkungan sekolah ataupun diluar sekolah. Dan mereka pun cenderung untuk tidak mau tahu akan kegiatan yang ada disekolahnya, bahkan dengan mata pelajarannya sendiri. Dari hasil wawancara pengamatan peneliti adalah dimana pelajar yang terlibat dalam seks bebas biasanya terihat seperti pelajar biasa saja ketika dalam lingkungan sekolahnya dalam hal ini mereka menjaga image sebagai pelajar biasa. Sedangkan untuk mencegah perilaku menyimpang pelajar bisa membentengi dirinya agar tidak terjebak dalam pergaulan bebas, misalnya dengan mengikuti organisasi ataupun ekstrakulikuler yang ada disekolah, bisa juga dengan kegiatan lain diluar sekolah yang dapat mencegah timbulnya perilaku menyimpang. Selain itu dalam hal memilih teman bisa juga menjadi salah satu cara agar tidak teribat dalam pergaulan bebas. pergaulan bebas itu akhirnya berdampak kepada mereka yang perempuan sehingga mereka tidak bisa menjaga dirinya dengan baik, termasuk juga menjaga virginitasnya.
        Berdasarkan hasil pemikiran diatas mengenai bentuk-bentuk pergeseran perilaku pelajar, semua ini disebabkan adat istiadat dan norma-norma yang sifatnya samar akhirnya sengaja dihilangkan oleh pelajar, mereka menganggap bahwa norma dan adat itu tidak berlaku dikehidupan mereka. Akhirnya terjadilah perilaku menyimpang oleh para pelajar tersebut. Ternyata perilaku menyimpang yang dilakukan oleh pelajar tersebut tidak menghasilkan kegunaan sehingga tidak bermakna secara kegunaannya, tetapi bermakna secara aksi, sehingga kita bisa melihat pelajar tersebut secara psikolosinya misalnya berkumpul, bercerita, bahagia, dan lain-lain.
berdasarkan hasil wawancara peneliti dapat menganalisis bahwa ternyata kebanyakan pelajar yang sudah terjun dalam pergaulan bebas akhirnya menjadi pelajar yang pemalas, meskipun terkesan mendengar dan menulis tetapi kenyataannya mereka menulis sesuatu yang sama sekali tidak terkait dengan mata pelajarannya. Sedangkan salah satu faktor penyebab terjadinya seks bebas adalah lingkungan, selain lingkungan ada juga faktor ekonomi. Gaya hidup pelajar yang serba ingin memiliki barang-barang terbaru tetapi kondisi keluarga yang sederhana akhirnya mereka terjun kedalam dunia hitam. Pelajar yang telah melakukan seks bebas itu artinya mereka tidak bisa mempertahankan virginitasnya sampai waktu yang seharusnya. Virginitas bukanlah hal yang baru lagi bisa ditukar dengan uang. Karena menjadi hal yang biasa akhirnya pelajar akhirnya mencoba menawarkan virginitas itu dengan sejumlah uang yang akhirnya bisa membeli apa yang mereka mau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar