Saya = sexy atau maksa?
Entah kapan mulainya saya suka
berpakaian sexy, pakaian sexy bukan hanya identik dengan baju yang terbuka
disana sini, atau pakaian yang super mini. Baju lengan panjang tertutup pun
bisa dibilang sexy kalau bajunya super ketat sampai memakainya pun susah. Nah
baju yang kayak gini nih yang saya gak suka banget. Soalnya saya takut
menonjolkan lemak yang tidak terlihat (saya paling takut ada lemak yang berlebih
tapi terlihat huh). Saya dibilang sexy karena suka pakai celana pendek atau
baju tanpa lengan, (atau memang pada dasarnya saya emang sexy kali yah uhuiii
jangan iri dunk).
Setiap kali melihat teman komen
foto-foto saya pasti bilang “ sexy banget sha” atau yang cowok komen dengan
gombalnya “ badannya bagus” sebenarnya risih juga sih dikomen kayak gitu tapi
apa daya saya suka dan nasib cewek sexy yah kayak gitu (maksa). Pakaian saya
sebenarnya nggak sexy2 amat lah, Cuma celana pendek degan kaus ataupun kemeja
kadang-kadang pake kaus tanpa lengan juga tapi gak parah-parah banget. Tak tahu
juga dimana mereka menilai saya sexy. (sebenarnya saya sexy juga tak masalah
wong kalau tanding volipantai juga lebih parah pake bikini lagi).
Dari semua komen teman-teman tentang
saya yang sexy paling takut adalah komen dari dosen saya, yang kebetulan jadi
pembimbing skripsi saya. Berawal dari saya menginvite dosen saya ibu aimie
sulaiman di BBM (blackberry messanger) biar mudah menanyakan bisa tidaknya saya
konsultasi kepada beliau. Sejak pertemanan di BBM itu secara tidak langsung
saya mulai berfikir untuk updates status tidak sembarangan dan tidak berkata
kasar meskipun lagi emosi, tapi saya lupa dengan DP (display picture) yang
selalu saya ganti 5 menit sekali bak seorang artis tanpa melihat bagaimana foto
saya itu, tetapi rata-rata DP yang saya pasang itu yah foto saya di tempat
wisata gitu deh. Sampai ada teman yang komen, perasaan DP kamu ini tak pernah
duduk dikursi atau dimana gitu yang kesannya ditempat biasa saja, pasti
ditempat wisata dan diluar kota terus, lalu saya membalas BBMnya dengan hanya
komen hmmmmm, bisa ajah (sombong, angkuh, congkak hahhahahha). Oke balik
kepermasalahan dosen saya tadi, lupa saya pasang foto yang mana, pakai baju
apa, dan dimana saya beneran lupa karena foto of myself ada ribuan di HP saya
bukan ratusan huh. Jadilah saya siding skripsi, saya yang 1,5 tahun berkutat
dengan skripsi (bukan karena saya bodoh atau apa itu karena lagi TC (training
camp) untuk PON 10 bulan jadi saya focus di PON saja dan membiarkan skripsi
saya terbengkalai.) saking lamanya skripsi saya tersebut saya sampai hafal luar
dalam depan belakang termasuk juga teorinya, jadilah sidang saya berjalan
dengan sangat lancar dan usut punya usut saya mendapatkan nilai “A” waw banget
bagi seorang sasa yang nilainya selalu
pas-pasan. Saya kira sehabis sidang yah keluar salam-salaman sama dosen,
ternyata tidak berlaku untuk saya, tiba-tiba saja saya disidangkan oleh dosen
saya (ibu Aimie) beliau berkata “ shasya (Beliau memanggil saya dengan nama
gaul saya sesuai dengan nama di BBM saya) kalau berfoto itu jangan yang
sexy-sexy lah, kan kamu itu seorang calon sarjana, masak fotonya seperti itu,
janji yah jangan lagi memasang foto yang sexy” dan saya pun mengangguk dan
bilang iya buk (serasa anak SD lagi deh).
Sejak kejadian itu “mungkin”
selama 2 bulan saya tidak memasang foto saya yang sexy, dan itu tentu saja
sulit karena rata-rata foto saya saat travelling dengan baju yang terbuka
semua, huh lagi-lagi susahnya jadi orang sexy.
Kejadian lain terjadi disaat saya
dan mantan saya jalan-jalan ke green canyon. Saya Cuma pake tanktop dan rok
yang tidak sexy, tapi tanktopnya itu loh backness deh kayaknya hahhaha. Kami
berenti makan di saung ntah apa namanya saya lupa, dan Saat pembayaran saya
disuruh membayar oleh (pacar saya waktu itu, dia memang selalu menyuruh saya
yang bayar, hanya uangnya pasti selalu uang dia hahhahaa). “sabarahak buk”
dengan logat sunda yang maksa, si ibuk menjawab
sekian sekian gitu deh, saya
melongoh tas untuk mengambil uang, dan ibu itu berkata lagi “neng emang panas
banget yah harus pakai baju kayak gitu”?. Saya yang sebenernya tak suka dingin
malah, tapi karena saya lagi on vacation loh, hello saya ini lagi “nuris”
saat-saat kayak gini lah aku bisa pakai baju sexy, kalau pakai baju kayak
ginian di Bangka mungkin saya akan jadi “artis” sepanjang jalan sepanjang kota
karena bakalan diliatin orang dari atas sampai bawah. Lalu saya pun
menjawab dengan halus “ia buk, panas
banget malah, makanya pakai yang kayak ginian,(sambil nyelonong pergi).
Tak berenti sampai disitu pernah
saya waktu itu main voli (tarkam alias tarikan kampong gitu deh), jadi gini nih
kejadiannya, kami cerita-cerita dan akhirnya mereka bisa nebak kalau saya demen
jalan-jalan. Mereka pun berkata, “bisa lihat fotomu gak sa”, saya yang
narsisnya tingkat langit tujuh lapis pun dengan bangga memamerkan foto saya
kepada mereka, dan apa yang mereka katakan? (wait mereka semua ini emak-emak
Cuma saya yang masih muda diantara mereka).
“ya ampun celana yang kamu pakai
pendek semua yah sa, ada yang pakai celana panjang tapi bajunya terbuka
dimana-mana” saya hanya senyum-senyum (pasti emak-emak itu iri karena badannya
tak selangsing saya lagi,wekwekwek nasib emak-emak yah).
Kalau tidak sexy dan maksa untuk sexy bukan
saya namanya, wong kalau mau kemana-mana yang pasti keluar kota yang dari
Bangka ini saya pasti mencari mana celana sejengkalku. Di Bengkulu pernah saya
pakai celana jins yang Cuma sejengkal hanya untuk cari makan siang, langsung
ajah ada anak kecil komen “sexy banget tante itu” hahahhaha wita teman
volipantai saya Cuma senyum-senyum lihat komen anak itu, dan akhirnya saya
mengganti celana saya itu secepatnya. Ada kota yang membuat saya tak betah
memakai pakaian sexy, saya malah adem berkerudung meskipun panas menyengat itu
lebih baik daripada di tangkap WH (wiladatul hisba, polisi syariat) bisa
menebak kan dimana saya saat itu, apalagi kalau bukan Aceh loen sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar