semua itu ada di Hongkong,,,,,
Saya berani bilang gitu, meskipun
saya belum pernah ke Hongkong. Tapi
setahu saya orang kaya itu ada di Hongkong, artis pun dari hongkong, cantik pun
kebanyakan dari hongkong, cowok tajir melipir pun berasal dari hongkong, kota
metropolitan pun di Hongkong, Ferrari yang 10 Milyar pun dari Hongkong. Bahkan
nenek tua pun dari Hongkong, saya pun tak tahu mengapa, Hongkong yang kotanya
kecil gitu di Banding Indonesia kok malah punya segalanya. Hongkong punya
segalanya, canggih, kaya, miskin, ganteng, cantik, tua, muda, enak, panas, keren,
semua ada di Hongkong.
Bukan hanya saya ajah loh yang tahu apa-apa itu ada di
Hongkong, adek saya, sepupu saya, teman-teman saya, anak SD, nenek-nenek gaul,
artis juga tahu (mungkin mereka sudah pernah ke Hongkong), dan semua orang juga
tahu semua itu ada di Hongkong, mau tahu alasannya apa?
Kayak gini cewek cantik itu
katanya cewek amerika latin, cewek India, cewek Jepang, cewek western, cewek
Bangka opsss, tapi setiap saya bilang ke teman saya ketika ada cewek cantik
lewat, teman saya langsung bilang “ cantik dari Hongkong”, bukan teman saya
saja yang tahu cewek-cewek di hongkong itu cantik, adik sepupu saya juga selalu
bilang gini ketika saya bilang kayak gini “ wah dia itu kan artis yah” sepupu
ku pun langsung jawab artis dari hongkong, lah dia ajah belum pernah ke
hongkong malah sudah hafal artis-artis hongkong. Setiap ada orang yang lagi
marah pun pasti pamer dan selalu bilang (dari Hongkong, cie cie yang lagi di
Hongkong, atau baru pulang dari Hongkong). Kalau ada yang bilang “Eh mereka itu
orang kaya yah” pasti temannya langsung
menjawab “Kaya dari Hongkong”, mas-mas lagi nawarin HP mahal, dan bilang
udah murah loh buk ada diskon 20 % dan emak-emak itu pun menyahut “ murah dari
Hongkong”. Saya pun tak tahu pasti apa penyebabnya mengapa seakan-akan
penyebutan kata “dari hongkong” maknanya ngedumbel, kurang senang gitu. Mengapa
harus Hongkong? Mengapa? Mengapa?
Bukan hanya di Bangka saja ketika
orang ngedumbel dan berkata “ murah dari Hongkong” dan sebagainya, bahkan orang
Indonesia dari berbagai daerah pun sering berkata demikian. Apakah Hongkong
sebegitu hebatnya? Haruskah kita ke Hongkong untuk menjawab misteri besar ini
(lebay Bombay M).
Penyebutan kata Hongkong itu memang kurang jelas juga apa maknanya, tetapi
saya pun sering memakainya, dan berani memakainya ketika wawancara pembuatan
paspor. (sebelumnya saya sudah kesal duluan, saya sudah lupa apa penyebabnya)
beginilah percakapan singkat saya melalui cacao-tok
Mas-mas kantor Imigrasi (MKI) dan
saya Shasa cantik sekali (SCS)
MKI : paspor pertama?
SCS : ia pak,
MKI : rencana mau kemana?
SCS : ke HONGKONG…
Jelas-jelas saya tak ada niat
kesana, tetapi karena ada proses yang membuat saya doungkol saya pun lupa
penyebabnya apa, jadilah pertanyaanya saya jawab ke Hongkong, yang seharusnya
saya jawab untuk ke hatinya (prott dah).
Selain dari Hongkong, entah
mengapa orang Bangka selalu dianggap lebih tua daripada orang Indonesia
lainnya, dan orang Indonesia pun selalu menganggap orang Bangka itu “trouble
maker”. Meskipun baru bertemu dan orang itu mungkin saja bukan dari Bangka,
kalau ada masalah pasti orang akan berkata “dasar si tua Bangka” what? Mengapa
harus Bangka, hello sebenarnya orang Bangka juga tak pernah menamai anaknya
“situa” dan tak ada dan saya belum pernah dengar yang namanya situa itu menjadi
perwakilan Bangka misalnya atlet, anggota DPR RI, Menteri, atau malah ketua MA
atau ketua KPK? Dan darimana anda dapat kata-kata “ si Tua Bangka” nah kalau
tua tunu baru ada.
Orang Indonesia selalu ngedumel
“dari Hongkong” dan “si tua Bangka”, nah kalau orang Bangka ngedumelnya kayak
gini “waduh sahang turun (lada murah) ancok kurau” (ancok kurau =hancur kurau,
kurau sendiri adalah desa nelayan yang ada di Bangka tengah). Sejak saya kenal
kata Ancok Kurau, sejak saat itulah saya bertekad tak akan membangun Rumah di
Kurau, daripada hancur. Nah kalau hancur kurau itu saya sendiri masih bingung
dan banyak persepsi, entah mengapa harga timah dan lada yang turun kok berimbas
ke kurau (yang sama sekali bukan penghasil timah dan lada). Kecuali angin
kencang, nelayan tak bisa melaut, baru kena
kata-katanya “ancok kurau”.
Mulai sekarang tolonglah dig anti
kebiasaan lama dengan yang baru, misalnya cantik dari Hongkong di ganti cantik
dari Bangka, si tua Bangka diganti si tua Keladi, hancur kurau diganti dengan
hancur hatiku by: olga. Semoga yang baca ini disumpahin dapat cewek cantik dari Bangka, tapi karena dia
tua-tua keladi akhirnya diputusin ama ceweknya jadilah dia mewek sambil nyanyi
hancur hatiku (wek kagak nyambunng, lebay Bombay M)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar