Kamis, 17 Oktober 2013

dek, kamu jualan atau nodong hikss


Menjual apa maksa? Kasihan atau tak bisa ngelak?

Dulu saya paling kasihan ketika melihat pengemis dan sebagainya, tapi ketika saya tahu kalau pengemis itu ada yang mengorganisir dan katanya sih uangnya itu dikumpulin buat orang yang mereka anggap “BOS”, sejak saat itu saya “pelit” terhadap pengemis. Apalagi sekarang banyak pesan “berantai” dari sesame smartphone diberitakan bahwa pengemis itu sebulan bisa dapet 10juta keatas gitu perbulan, ntah benar ntah salah, tapi itu berhasil membuat saya semakin “pelit” kepada mereka yang suka minta-minta.
Saya bukan hanya risih kepada pengemis saja, saya risih banget melihat pengamen, lagi asik-asik makan gitu tiba-tiba jrang jreng tralalala trililili ngasih kantong plastic gitu kearah kita, maksudnya mau nyuapin makanan ke mulut jadi terganggu deh dan akhirnya kurang khusyuk gitu deh jadinya ritual makan saya. Saya yang tinggal di kota kecil belum begitu banyak pengamen, paling  banyak sih pengemis yang ada dipasar itupun jarang ketemu karena saya jarang ke pasar hahhahaa.
Ngomongin pengamen, di Bangka setahu saya mah adanya di bus Pangkalpinang-muntok, sebelum bus berangkat  mereka sudah mulai sibuk nyanyi dan saat itu juga saya pakai headset dan bernyanyi pula, saat mereka minta uang saya tetap bernyanyi, artinya saya tak mau kasih uang, atau saya tak dengar saya pun tak tahu hahhhaa. Ngomongin pengamen paling serem di Jakarta sama di jogja, bentar-bentar ada yang ngamen, pas lagi makan huh ada puluhan pengamen dating silih berganti dan saya jadi risih sendiri, kalau ngasih sayang uang, kalau gak ngasih malu ama orang di sebelah meja, akhirnya say pura-pura tak tahu.
Tetapi entah siapa yang mulai dan mungkin ada teorinya juga kali yah, sekarang banyak pengamen dan pengemis tetapi masih kecil, mungkin  biar kita kasihan kali yah, tapi tetap saja saya tak member meskipun saya terkadang sedih, teringat adik dan saudara sepupu saya, kadang tak sampai hati memang. Trik baru adalah mereka menjual Koran, dan dengan tampang merengek mereka menyuruh kita beli, saya kasihan banget kadang ngasih uang tapi korannya tak saya ambil, soalnya sudah sore nanggung banget sore-sore baca Koran, lagian tiap pagi saya selalu updates di detik.com atau pun okezone jadi serasa bapak-bapak ajah baca Koran, kecuali ada tampang saya, itupun tak pernah malah hahahhaa jadinya saya tak beli Koran.
Dari penjual Koran ada juga versi lain yaitu anak-anak penjual postcard. Kamboja itu asik banget, Angkor wat lebih keren lagi tetapi kamu risih gak setiap berhenti di Angkor kamu diserbu puluhan anak dan menawarkan postcard, bukan hanya di satu Angkor tetapi disemua Angkor, ditempat makan, ditempat parkiran, dan dimana-mana dan saya sampai kehabisan akal bagaimana cara menolaknya. Cara menawarnya pun memaksa  atau memelas saya tak tahu, tapi saya ingat tampangnya seperti apa. Ngomongnya kayak gini nih “ ladyyyyy, postcard lady, only $2 (dolla) lady, you get one,two,three,four,…..(dia menghitungnya sampai sepuluh, dan saya mengangguk angguk ketika dia berkata one, two, dan sebagainya).
Kadang saya risih tapi saya bingung dan tak bisa menolak meskipun saya keukeh untuk tidak membeli, bukan hanya sekali atau dua kali ditawar untuk membeli postcard tapi puluhan mungkin ratusan, dan setiap kali mereka pasti berkata “tolonglah beli, saya mau ke sekolah”, rasanya saya mau bilang “adek kalau mbak ini beli untuk kamu, dan untuk teman-teman kamu yang lainnya, mbak gak bisa balik ke Indonesia loh, padahal ada emak mbak yang nungguin, masak ia mbak beli postcard terus kamu bisa sekolah tapi mbak gak bisa pulang” tapi mbaknya gak berani ngomong tuh, Cuma ngomong dalam hati doank hahahhaha.  Beda ama deeps teman saya, ya kebetulan kami beli 1 paket postcard di depan Angkor wat dengan iming-iming karena mereka sudah menjaga sepeda kami, itupun mahal, seharusnya Cuma $1 tapi dia bilang $2 bearti anak itu kesekolah bisa jajan $1 hehhehehe rezeki dia atau kami yang oon. Karena sudah beli dan risih mengapa selalu ditawari sama anak-anak itu akhirnya deeps menawar balik, kata deeps gini ajah kamu beli punyaku 10 buah Cuma $0.5 mau gak, dan anak-anak itu nolak, nggak lah mister kamu beli punya kami, bukan kami beli punya kamu. Dan itu menjadi jurus yang ampuh untuk menolak semua anak-anak yang ada di beberapa Angkor lainnya. Good job deeps hahahhaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar