Menyanyillah dan terus tertawa…..
Semua orang suka music, katanya
tak ada music bagai sayur tanpa garam.
Saya juga salah satu pecinta music kecuali music remix gak jelas and terkesan
maaf “kampungan” saya gak suka banget. Saya sukanya pop, jazz, easy jazz, dan
semua lagu Indonesia kecuali dangdut yang udah dibuat remix dan ngebit gitu deh
terkesan norak dan saya tak suka.
Tapi tidak semua orang suka
bernyanyi, saya pernah punya teman SD yang dia tidak bisa bernyanyi, meskipun
lagu itu adalah lagu garuda pancasila, dia hafal liriknya tetapi tidak kena
nadanya, jadilah setiap kali pengambilan nilai kesenian dia bakalan kesusahan,
nyanyinya datar banget jadinya kayak ngelawak gitu deh. Saya heran saja melihat
orang yang tidak suka menyanyi, kalau saya sendiri jangan ditanya, hampir
setiap tempat saya menyanyi meskipun suaraku tak bagus tapi saya pede-pede ajah
lagi lah wong mereka gak bayar terus nyanyian saya tak pake teriak-teriak gitu
kan.
Yang selalu menjadi tempat
pelampiasan saya untuk menyanyi adalah :
1. Kamar
mandi, sudah jelas banyak “singer” kamar mandi, hampir semua orang melakukan
ritual menyanyi sambil mandi, dan tempat ini adalah tempat favorite saya untuk
bernyanyi, saya merasa punya suara seperti Agnes monica, ataupun se-level Diana
Nasution kali yah. Nyanyian yang saya nyanyipun beragam, secara saya kan
“singer at bathroom”. Tak ada yang protes kecuali mamakku yang teriak “ habis
air, berjam-jam di dalam kamar mandi”, atau mbak-mbak kosan aku dulu, pasti
komen “pasti nyanyi lagi, sambil tertawa”, dan sampai sekarang ritual itu masih
ada.
2. Kamar
tidur, nah kalau disini mungkin privasi orang masing-masing yah, dan saya pun
bisa semaunya bernyanyi sambil “loncat-loncat”, “goyang-goyang” semau saya
sendiri tak ada yang tahu, paling Cuma kucingku yang cemberut dan berkata
“mimpi apa aku semalam”.
3. Semua
alat transportasi kecuali pesawat, tak tahu kenapa saya merasa tidak malu harus
bernyanyi di dalam bus diantara banyak penumpang dimanapun saya berada, mau
diluar kota, diluar negeri, ataupun di Bangka sendiri. Yang paling tahu ritual aneh ini adalah supir
bus Pangkalpinang-Mentok, dan Mentok-Pangkalpinang, rata-rata semua supir bus
tahu saya karena saya selalu menggunakan jasa bus sebulan hampir 4 kali (pulang
kerumah ortu di Bangka Barat). Setiap kali dibus saya pasti bernyanyi tak
peduli penumpang lain. Bukan hanya di bus, di kereta api, bajaj, tuk-tuk, saya
selalu bernyanyi, tak peduli dengan penumpanng lain, paling mereka melihat
saya. Pernah sekali perjalanan dari Palembang ke Bengkulu via darat selama 11
jam kurang lebih saya tidak tidur, sepanjang perjalanan saya selalu bernyanyi
dan bernyanyi, dan itu baik untuk supir
kami supaya tidak mengantuk. Kontan semua teman-teman saya komen dan berkata
kamu sanggup banget nggak tidur sa. Dari semua alat transportasi itu hanya di
pesawat saya tak bernyanyi, karena takut. Paling pas didalam pesawat lion saya
bernyanyi itupun karena lagu yang diputerin di pesawat itu lagu “sometime when
we touch” lagunya saya banget kan. Kalau di pesawat saya tak sempat bernyanyi,
saya sibuk membaca mag untuk mencari referensi travellingnya, meskipun belum
tahu kapan bisa terwujud kesana.
4. Dijalanan,
saya bukan pengamen, tapi saya selalu bernyanyi dijalanan, dimana pun dan
kapanpun. Paling enak itu bernyanyi
sambil berjalan dan tak ada yang tahu kamu, dan itu saya lakukan ketika saya
diluar Bangka hahhahaha, emang saya pikirin gitu, gak kenal saya kan. Hahhahaha
ngapain malu.
5. Tempat
karoke, kalau ini mah saya sering banget kesana kadang sendirian kadang bersama
dengan teman-teman. Kalau lagi bener-bener butek yah akhirnya saya sendiri,
saya puas memilih semua lagu yang saya
suka, dan tak ada yang komen kalau lagu saya itu “jadul”.
Siapapun kamu, mulailah
bernyanyi, karena bernyanyi bisa mengurangi stress, hemat pula kalau nyanyinya
dikamar mandi tanpa harus bayar room atau bayar ongkos bus, dan tak ada yang
tahu. Katanya sih setiap kita bernyanyi itu berdampak pada kualitas hidup kita,
dan dapat membuat panjang umur, benar atau tidak saya hanya membaca dan saya
selalu bernyanyi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar