Rabu, 29 Oktober 2014

Bagaimana menghadapi teman yang agak sewot



Ketika traveling jadi bahan gunjingan

Bisa percaya atau tidak sekarang traveling sudah menjadi kebutuhan semua orang, itu sejak banyaknya acara televise yang menanyangkan acara traveling, dari jendela, mata angin, jejak petualang, my trip my adventure, travellizza, selebriti on vacation, belum lagi acara kuliner yang sambil traveling, terus acara-acara chef yang masak di gunung, di sungai, di pantai (sampe aku mikir apa tak ada dapur yah).belum lagi dari blognya mbak Trinity yang sudah keliling dunia itu, jadi makin menghipnotis mereka yang sebelumnya tak tahu apa itu backpacker jadi sok-sokan ikutan backpackeran. saking banyaknya acara gituan sampai masyarakat Indonesia ini tahu betul tempat wisata yang ada di dalam negeri dan di luar negeri yang harus mereka kunjungi tanpa capek2 googling. Jadi tak salah kalau saya bilang traveling itu sekarang gaya hidup. Sampe banyak cara agar bisa traveling, ngitung berapa kali dalam setahun ada hari kejepit nasional, sediain tabungan khusus untuk traveling, arisan travelling dll deh. Jadi intinya traveling itu lagi naik daun dan semua orang lagi sibuk-sibuknya pamerin cerita dan foto traveling.
Semua orang suka traveling, tak ada yang suka traveling, keluar dari rutinitas ke daerah baru, belajar ilmu baru, bahasa baru, kebudayaan baru, adalah hal yang menyenangkan apalagi bagi saya yang notabene terlahir sebagai sosiolog (please jangan muntah). Mencoba hal baru adalah hal yang paling mengasikkan, bangun siang di hari senin adalah hal yang luar biasa untuk mereka para pekerja (kecuali saya yang masih ngebos di kerabut village). Tak ada alasan tak menyukai traveling, semakin banyak berjalan semakin banyak juga pengalaman dan ilmu yang di dapat, sampai Nabi Muhammad SAW pernah bersabda “ jangan kau tanyakan setinggi apa pendidikan seseorang, tanyakan sejauh mana perjalanan yang dia tempuh” wajarlah orang zaman dulu saja udah keluar kemana-mana berdagang, berperang, atau menyiarkan islam. Bedanya dulu tak ada instagram, tak ada facebook ato path, adanya Cuma dihadis dan alquran. Balik lagi ke traveling okehhh saya tercandu traveling, jujurrr.
Semua orang mau traveling tapi kadang tak ada waktu, tak ada dana, tak ada kesempatan, dan tak ada keberanian. Ada uang tapi tak berani, ada uang, berani tapi tak ada waktu, dan wajar kita iri dengan mereka yang selalu traveling. Lama-lama traveling itu seperti kebutuhan yang memang harus didapati, kita ibaratkan saja travelling itu seperti mobil, semua orang mau dan semua orang suka, kalau tak dapet mereka rela nabung, tetangga beli mobil kita sibuk (Alhamdulillah mamakku tak pernah sibuk, dan harus punya juga kecuali aku yang sudah pengen punya mobil dari sebelum tetangga, ato mantan pacarku punya mobil duluan hahhhahaha), teman beli mobil baru komen pertama kagum, komen kedua didepan teman yang lain ngegunjing itu mobil nyokapnya lah, mobil hasil korupsi lah, mobil menang undianlah, ato mobil kena togel 4 angka (wait kenapa tak kau share ke aku kalau kau mimpi 4 angka, sial kaali kau).ketika teman udh dapet duluan timbullah rasa iri, nah ini yang mau aku bahas di tulisanku kali ini. Ketika iri hati berubah menjadi suuzon dan akhirnya membenci dan dibenci.
Semua orang suka traveling, dan semua orang punya rasa iri tak terkecuali orang alim sekalipun, tetapi irinya ada tingkatan juga, ada iri niat baik dan ada iri jahat. Aku mau sok-sok jelasin lah yah iri ini.
1.       Iri baik itu, iri yang kita jadikan motivasi biar kita seperti orang yang kita iri itu, biasanya pihak yang di irikan tak akan dirugikan, malah dia member i tips dan masukan untuk mereka yang iri itu. Misalnya seorang traveler pengen seperti trinity, dia tidak menjelekkan trinity atau mau membunuh atau menguruskan badan mbak trinity, nah biasanya traveler ini suka ngikutin cerita n suka nanya langsung. Kan dah dibilangin iri tak memandang kalangan, dari kecil juga kita sudah punya rasa iri terutama sama adek paling kecil, kita merasa ortu pilih kasih, padahal kan gak mungkin itu mah. Para ustad2 juga suka ngiri, mereka ngiri kepada sahabat nabi yang namanya sudah pasti masuk surga, lah mereka sholat 5 waktu, ceramah sana ceramah sini, sedekah, ini itu belum ada jaminan surganya ( tetapi mereka selalu berusaha dapet tiket surga), nah iri seperti itu tidaklah merugikan. Sekarang yang jadi masalah mengapa saya harus di irikan, saya bukanlah trinity, saya tak punya gaji seperti anda, saya belum bekerja, saya belumlah kaya, hanya kecantikanlah yang aku punya, apakah itu kesalahanku? Haruskah kau menyalahkan tuhan yang menciptkanku?

2.       Iri jahat, nah ini yang kadang merugikan kita, saya sering jadi korban keirian teman-teman saya. Oke saya curhat dikit yah, saya dulu main volinya biasa ajah, Cuma saya giat latihan dan saya nurut kata pelatih maka saya jadi lumayan bisa untuk sekelas antar RT. Tapi ada beberapa orang rival baik cewek maupun cowok yang merasa kurang suka sama saya, jadilah saya korban hasutan mereka didepan pelatih. Bukan hanya teman, ada juga saudara yang iri dengan kebahagian kita, kadang mengasut untuk menjatuhkan kita. Kesel banget sih sama orang yang kayak gitu, belum juga sukses udah banyak yang iri. Mereka iri karena saya selalu kelihatan bahagia baik suka maupun duka. Ibarat kaya aku ini ada turunan indianya susah senang, huan panas, bersalju, diutan, digunung dipantai pasti nyanyi-nyanyi dan joget terus. Sebelum kau iri mengapa saya bisa jalan meskipun baru sedikit dan hanya sebentar, sini aku jelasin dulu dan bagi tipsnya.
a.       Saya terbiasa menabung, sejak dari dulu saya suka menabung untuk membelikan sesuatu. Dulu selagi SMA saya mau membeli hp tipe 3360 saya harus jualan shopie martin, dan menyisihkan uang belanjaan dari ortu. Kebiasaan dikit-dikit nabung inilah saya sering di cap pelit sama teman-teman saya, terutama teman voli.
b.      Uang jajan dari ortu, oke kalian mungkin curiga saya dapat traveling sedangkan saya belum kerja, dan saya bukanlah anak orang kaya raya. Kau mungkin bisa tau denganku tapi tak tahu dengan ceritaku kan, terpaksa saya buka aib ini. Ya sampe sekarang saya masih dapat uang bulanan dari ortu, diatas UMR Bangka Belitung lah sebulannya (sekitar 100 rebu lah sebulan), tak banyak seperti gaji anda yang jutaan sampe puluhan juta ( oke saya menyindir rekan saya yang cewek dan cowok yang sering mengunjing saya dari belakang, sekarang saya balas ngomongin dia di blog tanpa nama, sama ajah saya ngomongin kamu dibelakang juga). Harusnya kamu tak usah sewot saya dapat uang dimana, sewotlah kepada dirimu sendiri yang mau jalan tapi tak ada waktu, ada waktu ada uang tapi kamu tak bisa jalan sendiri ( besar omong ajah).
c.       Saya hemat, kalau traveling saya mungkin tak seperti kalian naik kapal pesiar, tidur dihotel, dan dinner di resto yang mewah. Saya seadanya yang penting saya tahu kota itu, saya pernah kesana, ada foto, dan saya sudah cukup senang. Karena beda orang beda selera travelingnya ( tak usah dijelasin sudah tahu lah yah). setiap ada pemasukan selalu saya tabung, ketika ada sisa uang traveling trsebut aku simpan dan alokasikan ke tempat lain, biar makin banyak daerah yang aku kunjungi.
d.      Voli, ya sekarang saya tak aktif lagi maen voli tapi setidaknya ada juga sedikit-sedikit masukan dari situ. Sebenarnya saya males bahas tentang keuangan tapi demi memenuhi hasrat orang lain yang beburuk sangka kepadaku, apa boleh buat saya ladenin keirian mereka, semoga dosaku dihapus sama allah dan mereka yang tanggung.
e.      Kerjaan lain yang halal yang bisa aku lakukan, misalnya ke ti minta jatah reman. Yah mungkin kalian tak tahu karena tak mungkin saya update di bbm kalau saya kesana kemari, yang ada makin kepo juga tu. Untuk saat ini itu aja yang aku tulis darimana saya dapet uang. Dan emang saya tak pernah ngomong tak ada uang, meskipun seribu (dollar) didompetku saya tak pernah bicara tak ada uang nih, karena saya tahu ucapan adalah doa.
Kadang mengapalah orang sibuk ngurusin kehidupan orang, saya tak pernah sampai berpikiran dimana kamu dapatkan kerjaan itu apa kamu harus nyetor puluhan sampe ratusan juta? Ato kemana ajah gajimu sampai kamu tak bisa traveling, atau sampe nanya ibumu doyan rumpi yah sampe kamu jadi biang gossip gini, atau nanya kayak gini lu cewek apa cowok sih kok judes banget jadi orang. Ada beberapa orang yang sibuk mempertanyakan darimana saya dapat uang, sedangkan saya tak pernah bertanya apa kerjaan bapak ibukmu sampe kamu bisa makan. Lucunya ada yang nanya langsung, ada yang pura-pura temannya yang nanya lewat dia, ada yang berani ngomong tapi saya gak denger, kata orang Bangka ngumong e dibelakang.
Pernah teman sekelasku saat kuliah nanya langsung tapi pura-pura teman lain yang bertanya kepada dia, katanya sya, kawan-kawan nanyain kamu tuh kerja apa sih kok uangnya ada terus. Saya diam ajah, padahal ma situ saya lagi banjir kejurnas dan tarkam, yang atlet ngertilah yang, yang kepo sama iri ajah cari cari celah tuk suuzon ke aku. Habis itu baru-baru ini kejadiannya ada teman sekampung saya bilang, ada orang nanya sama aku apa sih kerjaan mega itu kok jalannya keluar kota mulu, aku jawab apa? Eh yang nanya sapa? Kasih ajah pin aku ke mereka, biar mereka Tanya langsung sama aku, biar tak timbul suuzon dan fitnah, perasaan kata2ku benar deh tapi kok teman yang aku bilangin itu malah diem. Hmmmmmm mungkin mereka menyangka saya pramugari kali yah yang kerjaanya terbang kesana kemari bagai burung nuri.
Hidup ini mudah ajah asal kau tak mengurusi urusan orang, kalau semua orang sibuk ngurusin kehidupan orang kepalaku mau pecah termasuk kepala pak presiden juga pecah harus ngurusin mbak syahrini yang boros itu. Nah aku bilang boros, syahrini mungkin juga bilang kebutuhan, intinya urus ajah urusanmu jangan urusin orang karena aku emang udah kurusan sekarang ini. Beda yah sibuk sama urusan orang sama care, yang baca ini pasti ngerti lah yah gak usah dijelasin lagi. Yah kembali ke topic iri. Teman-teman yang ngatain saya ini itu malah dah kerja, dah nikah, dah punya mobil sendiri, hmmmm gajinya besar, punya kebun karet banyak, harusnya aku yang iri sama mereka, tapi saya tidak tuh karena saya merasa hidupku sudah bahagia, mereka ajah yang tak bisa mensyukuri hidupnya sampe harus iri sama “bos” seperti saya ini. Saya ini apalah keliling dunia belum, motor butut, kerja juga belum, kaya raya belum, cantik udah dari kecil, kelebihannya ngatain orang ajah, blog gak rame, kebun karet belum luas (ini punya tetangga), rumah belum ada kolam renangnya, kalau badan saya bagus please deh itu usahaku juga, apalagi yah? yang pasti Saya punya rasa iri, tapi tak ada niat tuk cari tahu dimana kelemahan dia, karena iri aku termasuk iri no 1, bukan no 2. Ingat yah saya tak iri tapi saya ingat kata-kata anda (mereka yang suuzon dan selalu mengunjingku semoga saya dapat pahala, dan dosaku diambil sama mereka) amiiinn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar