Ketika traveling jadi bahan gunjingan
Bisa percaya atau tidak sekarang
traveling sudah menjadi kebutuhan semua orang, itu sejak banyaknya acara
televise yang menanyangkan acara traveling, dari jendela, mata angin, jejak
petualang, my trip my adventure, travellizza, selebriti on vacation, belum lagi
acara kuliner yang sambil traveling, terus acara-acara chef yang masak di
gunung, di sungai, di pantai (sampe aku mikir apa tak ada dapur yah).belum lagi
dari blognya mbak Trinity yang sudah keliling dunia itu, jadi makin
menghipnotis mereka yang sebelumnya tak tahu apa itu backpacker jadi sok-sokan
ikutan backpackeran. saking banyaknya acara gituan sampai masyarakat Indonesia
ini tahu betul tempat wisata yang ada di dalam negeri dan di luar negeri yang
harus mereka kunjungi tanpa capek2 googling. Jadi tak salah kalau saya bilang
traveling itu sekarang gaya hidup. Sampe banyak cara agar bisa traveling,
ngitung berapa kali dalam setahun ada hari kejepit nasional, sediain tabungan
khusus untuk traveling, arisan travelling dll deh. Jadi intinya traveling itu lagi
naik daun dan semua orang lagi sibuk-sibuknya pamerin cerita dan foto
traveling.
Semua orang suka traveling, tak
ada yang suka traveling, keluar dari rutinitas ke daerah baru, belajar ilmu
baru, bahasa baru, kebudayaan baru, adalah hal yang menyenangkan apalagi bagi
saya yang notabene terlahir sebagai sosiolog (please jangan muntah). Mencoba
hal baru adalah hal yang paling mengasikkan, bangun siang di hari senin adalah
hal yang luar biasa untuk mereka para pekerja (kecuali saya yang masih ngebos
di kerabut village). Tak ada alasan tak menyukai traveling, semakin banyak
berjalan semakin banyak juga pengalaman dan ilmu yang di dapat, sampai Nabi
Muhammad SAW pernah bersabda “ jangan kau tanyakan setinggi apa pendidikan
seseorang, tanyakan sejauh mana perjalanan yang dia tempuh” wajarlah orang
zaman dulu saja udah keluar kemana-mana berdagang, berperang, atau menyiarkan
islam. Bedanya dulu tak ada instagram, tak ada facebook ato path, adanya Cuma
dihadis dan alquran. Balik lagi ke traveling okehhh saya tercandu traveling,
jujurrr.
Semua orang mau traveling tapi
kadang tak ada waktu, tak ada dana, tak ada kesempatan, dan tak ada keberanian.
Ada uang tapi tak berani, ada uang, berani tapi tak ada waktu, dan wajar kita
iri dengan mereka yang selalu traveling. Lama-lama traveling itu seperti
kebutuhan yang memang harus didapati, kita ibaratkan saja travelling itu seperti
mobil, semua orang mau dan semua orang suka, kalau tak dapet mereka rela
nabung, tetangga beli mobil kita sibuk (Alhamdulillah mamakku tak pernah sibuk,
dan harus punya juga kecuali aku yang sudah pengen punya mobil dari sebelum tetangga,
ato mantan pacarku punya mobil duluan hahhhahaha), teman beli mobil baru komen
pertama kagum, komen kedua didepan teman yang lain ngegunjing itu mobil
nyokapnya lah, mobil hasil korupsi lah, mobil menang undianlah, ato mobil kena
togel 4 angka (wait kenapa tak kau share ke aku kalau kau mimpi 4 angka, sial
kaali kau).ketika teman udh dapet duluan timbullah rasa iri, nah ini yang mau
aku bahas di tulisanku kali ini. Ketika iri hati berubah menjadi suuzon dan
akhirnya membenci dan dibenci.
Semua orang suka traveling, dan
semua orang punya rasa iri tak terkecuali orang alim sekalipun, tetapi irinya
ada tingkatan juga, ada iri niat baik dan ada iri jahat. Aku mau sok-sok
jelasin lah yah iri ini.
1. Iri
baik itu, iri yang kita jadikan motivasi biar kita seperti orang yang kita iri
itu, biasanya pihak yang di irikan tak akan dirugikan, malah dia member i tips
dan masukan untuk mereka yang iri itu. Misalnya seorang traveler pengen seperti
trinity, dia tidak menjelekkan trinity atau mau membunuh atau menguruskan badan
mbak trinity, nah biasanya traveler ini suka ngikutin cerita n suka nanya
langsung. Kan dah dibilangin iri tak memandang kalangan, dari kecil juga kita
sudah punya rasa iri terutama sama adek paling kecil, kita merasa ortu pilih
kasih, padahal kan gak mungkin itu mah. Para ustad2 juga suka ngiri, mereka
ngiri kepada sahabat nabi yang namanya sudah pasti masuk surga, lah mereka
sholat 5 waktu, ceramah sana ceramah sini, sedekah, ini itu belum ada jaminan
surganya ( tetapi mereka selalu berusaha dapet tiket surga), nah iri seperti
itu tidaklah merugikan. Sekarang yang jadi masalah mengapa saya harus di
irikan, saya bukanlah trinity, saya tak punya gaji seperti anda, saya belum
bekerja, saya belumlah kaya, hanya kecantikanlah yang aku punya, apakah itu
kesalahanku? Haruskah kau menyalahkan tuhan yang menciptkanku?
2. Iri
jahat, nah ini yang kadang merugikan kita, saya sering jadi korban keirian
teman-teman saya. Oke saya curhat dikit yah, saya dulu main volinya biasa ajah,
Cuma saya giat latihan dan saya nurut kata pelatih maka saya jadi lumayan bisa
untuk sekelas antar RT. Tapi ada beberapa orang rival baik cewek maupun cowok
yang merasa kurang suka sama saya, jadilah saya korban hasutan mereka didepan
pelatih. Bukan hanya teman, ada juga saudara yang iri dengan kebahagian kita,
kadang mengasut untuk menjatuhkan kita. Kesel banget sih sama orang yang kayak
gitu, belum juga sukses udah banyak yang iri. Mereka iri karena saya selalu
kelihatan bahagia baik suka maupun duka. Ibarat kaya aku ini ada turunan
indianya susah senang, huan panas, bersalju, diutan, digunung dipantai pasti
nyanyi-nyanyi dan joget terus. Sebelum kau iri mengapa saya bisa jalan meskipun
baru sedikit dan hanya sebentar, sini aku jelasin dulu dan bagi tipsnya.
a. Saya
terbiasa menabung, sejak dari dulu saya suka menabung untuk membelikan sesuatu.
Dulu selagi SMA saya mau membeli hp tipe 3360 saya harus jualan shopie martin,
dan menyisihkan uang belanjaan dari ortu. Kebiasaan dikit-dikit nabung inilah
saya sering di cap pelit sama teman-teman saya, terutama teman voli.
b. Uang
jajan dari ortu, oke kalian mungkin curiga saya dapat traveling sedangkan saya
belum kerja, dan saya bukanlah anak orang kaya raya. Kau mungkin bisa tau
denganku tapi tak tahu dengan ceritaku kan, terpaksa saya buka aib ini. Ya
sampe sekarang saya masih dapat uang bulanan dari ortu, diatas UMR Bangka
Belitung lah sebulannya (sekitar 100 rebu lah sebulan), tak banyak seperti gaji
anda yang jutaan sampe puluhan juta ( oke saya menyindir rekan saya yang cewek
dan cowok yang sering mengunjing saya dari belakang, sekarang saya balas
ngomongin dia di blog tanpa nama, sama ajah saya ngomongin kamu dibelakang
juga). Harusnya kamu tak usah sewot saya dapat uang dimana, sewotlah kepada
dirimu sendiri yang mau jalan tapi tak ada waktu, ada waktu ada uang tapi kamu
tak bisa jalan sendiri ( besar omong ajah).
c. Saya
hemat, kalau traveling saya mungkin tak seperti kalian naik kapal pesiar, tidur
dihotel, dan dinner di resto yang mewah. Saya seadanya yang penting saya tahu
kota itu, saya pernah kesana, ada foto, dan saya sudah cukup senang. Karena
beda orang beda selera travelingnya ( tak usah dijelasin sudah tahu lah yah).
setiap ada pemasukan selalu saya tabung, ketika ada sisa uang traveling trsebut
aku simpan dan alokasikan ke tempat lain, biar makin banyak daerah yang aku
kunjungi.
d. Voli,
ya sekarang saya tak aktif lagi maen voli tapi setidaknya ada juga
sedikit-sedikit masukan dari situ. Sebenarnya saya males bahas tentang keuangan
tapi demi memenuhi hasrat orang lain yang beburuk sangka kepadaku, apa boleh
buat saya ladenin keirian mereka, semoga dosaku dihapus sama allah dan mereka
yang tanggung.
e. Kerjaan
lain yang halal yang bisa aku lakukan, misalnya ke ti minta jatah reman. Yah
mungkin kalian tak tahu karena tak mungkin saya update di bbm kalau saya kesana
kemari, yang ada makin kepo juga tu. Untuk saat ini itu aja yang aku tulis
darimana saya dapet uang. Dan emang saya tak pernah ngomong tak ada uang,
meskipun seribu (dollar) didompetku saya tak pernah bicara tak ada uang nih,
karena saya tahu ucapan adalah doa.
Kadang mengapalah orang sibuk
ngurusin kehidupan orang, saya tak pernah sampai berpikiran dimana kamu
dapatkan kerjaan itu apa kamu harus nyetor puluhan sampe ratusan juta? Ato
kemana ajah gajimu sampai kamu tak bisa traveling, atau sampe nanya ibumu doyan
rumpi yah sampe kamu jadi biang gossip gini, atau nanya kayak gini lu cewek apa
cowok sih kok judes banget jadi orang. Ada beberapa orang yang sibuk
mempertanyakan darimana saya dapat uang, sedangkan saya tak pernah bertanya apa
kerjaan bapak ibukmu sampe kamu bisa makan. Lucunya ada yang nanya langsung,
ada yang pura-pura temannya yang nanya lewat dia, ada yang berani ngomong tapi
saya gak denger, kata orang Bangka ngumong e dibelakang.
Pernah teman sekelasku saat
kuliah nanya langsung tapi pura-pura teman lain yang bertanya kepada dia,
katanya sya, kawan-kawan nanyain kamu tuh kerja apa sih kok uangnya ada terus.
Saya diam ajah, padahal ma situ saya lagi banjir kejurnas dan tarkam, yang
atlet ngertilah yang, yang kepo sama iri ajah cari cari celah tuk suuzon ke
aku. Habis itu baru-baru ini kejadiannya ada teman sekampung saya bilang, ada
orang nanya sama aku apa sih kerjaan mega itu kok jalannya keluar kota mulu,
aku jawab apa? Eh yang nanya sapa? Kasih ajah pin aku ke mereka, biar mereka
Tanya langsung sama aku, biar tak timbul suuzon dan fitnah, perasaan kata2ku
benar deh tapi kok teman yang aku bilangin itu malah diem. Hmmmmmm mungkin
mereka menyangka saya pramugari kali yah yang kerjaanya terbang kesana kemari
bagai burung nuri.
Hidup ini mudah ajah asal kau tak
mengurusi urusan orang, kalau semua orang sibuk ngurusin kehidupan orang
kepalaku mau pecah termasuk kepala pak presiden juga pecah harus ngurusin mbak
syahrini yang boros itu. Nah aku bilang boros, syahrini mungkin juga bilang kebutuhan,
intinya urus ajah urusanmu jangan urusin orang karena aku emang udah kurusan
sekarang ini. Beda yah sibuk sama urusan orang sama care, yang baca ini pasti
ngerti lah yah gak usah dijelasin lagi. Yah kembali ke topic iri. Teman-teman
yang ngatain saya ini itu malah dah kerja, dah nikah, dah punya mobil sendiri,
hmmmm gajinya besar, punya kebun karet banyak, harusnya aku yang iri sama
mereka, tapi saya tidak tuh karena saya merasa hidupku sudah bahagia, mereka
ajah yang tak bisa mensyukuri hidupnya sampe harus iri sama “bos” seperti saya
ini. Saya ini apalah keliling dunia belum, motor butut, kerja juga belum, kaya
raya belum, cantik udah dari kecil, kelebihannya ngatain orang ajah, blog gak
rame, kebun karet belum luas (ini punya tetangga), rumah belum ada kolam
renangnya, kalau badan saya bagus please deh itu usahaku juga, apalagi yah?
yang pasti Saya punya rasa iri, tapi tak ada niat tuk cari tahu dimana
kelemahan dia, karena iri aku termasuk iri no 1, bukan no 2. Ingat yah saya tak
iri tapi saya ingat kata-kata anda (mereka yang suuzon dan selalu mengunjingku
semoga saya dapat pahala, dan dosaku diambil sama mereka) amiiinn.